Jumat, 20 November 2015

Perkenalan tentang Cepu

Annyeong semuanya! Ini hari pertama aku aktif di Blogger, sebelumnya aku udah lama gabung di Blogger, tapi bingung aja mau ngeposting apa. Yaudah deh :’) Kenalin nama aku Anggraini, aku masih sekolah di SMA Negeri 1 Cepu. Hah? Cepu itu dimana ya? Yang gak tau Cepu dimana, ini penjelasannya… “Cepu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kecamatan ini terletak di perbatasan dengan provinsi Jawa Timur, dan dilewati jalan yang menghubungkan Surabaya - Purwodadi – Semarang”. Nah kota Cepu ini ukurannya kecil, tapi dia itu punya sumber daya alam minyak dan gas yang besar. Makanya gak heran kalau banyak orang luar Cepu yang datang ke Cepu untuk sekolah keminyakan atau kerja di sektor minyak dan gas. Yang ngangenin dari Cepu tuh makanannya. Makanan khas cepu salah satunya adalah ledre pisang raja, nasi pecel, Sembukan, bethithi, lonthong tahu, lontong kikil, dan kini makanan khas Cepu bertambah dengan hadirnya olahan baru, yaitu Eggroll Waluh. Eggroll Waluh, sesuai namanya terbuat dari bahan waluh atau labu kuning, yang diperkaya dengan rasa stroberi, durian, coklat dll. Dengan rasanya yang unik menjadikan Eggroll Waluh sebagai Primadona baru Oleh-oleh Cepu. Ini dia, jembatan yang menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jadi, kalau kita udah melewati jembatan itu, tandanya kita sudah berada di Provinsi Jawa Timur. Di bawah jembatan itu ada Bengawan Solo, yang jadi sumber mata air masyarakat Cepu. Selain itu, Cepu kaya akan sejarah. Contohnya ini : Nama Cepu sebagai sebuah daerah sudah terdengar sejak zaman Panembahan Senopati (Raja Mataram I), tepatnya saat terjadinya perebutan puteri Madiun yang bernama Retno Dumilah. Ada juga kisah penamaan Cepu diambil dalam kisah Arya Penangsang, yaitu pada saat pertempuran antara Jipang Panolan dan Pajang di pinggiran bengawan Solo, alkisah ada seorang prajurit Panolan (ada kisah bukan prajurit biasa melainkan sang Arian Pengangsang sendiri) yang tertancap tombak di pahanya. Dalam bahasa Jawa, tancap adalah nancep, paha adalah pupu, maka lakuran dari dua kata tersebut menjadi Cepu. Pada zaman penjajahan, Cepu merupakan salah satu kota penting, karena kandungan minyak dan hutan jatinya. Di Cepu dapat dijumpai beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih awet hingga masa kini. Salah satu bangunan yang unik adalah, loji klunthung. Peninggalan lain yaitu Gedung Pertemuan SOS Sasono Suko dan Kuburan Belanda (Kuburan Londo) yang terletak di desa Wonorejo Kelurahan Cepu. Untuk mendukung transportasi masa itu, dibangun pula jalur kereta api yang menghubungkan Jawa Timur - Jawa tengah via Cepu. Di Ngloram, juga bisa ditemui bekas landasan pesawat terbang peninggalan Belanda.[1] [2] Daerah ini telah lama dikenal memiliki persediaan minyak bumi. Pada tahun 2005, Cepu mendapat perhatian nasional karena penemuan adanya deposit minyak yang melimpah di Blok Cepu. Kekayaan alam lainnya adalah kerajinan rakyat dari kayu jati dan wisata hutan jati dengan kereta api kuno. Di era Pergerakan Nasional, Cepu menjadi tempat pelarian eks. PKI Madiun yang kemudian berhasil ditumpas oleh Divisi Ronggolawe yang dipimpin oleh GPH Djatikoesoemo. Nama Ronggolawe dan Djatikoesoemo saat ini menjadi ikon kota Cepu. Nama Ronggolawe dipakai sebagai nama: 1. Lapangan terbesar di Cepu: Lapangan Ronggolawe 2. Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) 3. Monumen Ronggolawe yang berupa patung kuda. Sedangkan GPH Djatikoesoemo diabadikan sebagai monumen yang letaknya di dekat gedung SOS Sasono Suko dekat Kantor Pos. Oke cukup sekian perkenalannya, see you again! 

0 komentar:

Posting Komentar