Kamis, 26 November 2015

Seni Tayub dan Hubungannya dengan Globalisasi

Annyeong semuanya, ketemu lagi nih sama Admin, semoga nggak bosen ya. Kali ini Admin mau bahas tentang kearifan lokal (local wisdom) yang jadi ciri khas di Jawa Tengah, khususnya di Cepu, tapi kearifan lokal disini, bukan materi mata pelajaran Geografi, yang itu loh kearifan lokal dalam pemanfaatan alam. Admin disini mau membahas mengenai kearifan lokal yang ada hubungannya dengan mata pelajaran Sosiologi. Walaupun sama-sama pelajaran IPS tapi ruang lingkupnya beda, Geografi itu kajiannya alam semesta, sedangkan Sosiologi itu kajiannya masyarakat. Karena Admin disini membahas tentang Sosiologi, jadi yang menjadi objeknya itu masyarakat.  Yah sebenarnya kearifan lokal di Cepu itu banyak, contohnya yang berwujud kesenian yaitu  Barongan dan Tayub, yang berwujud kebudayaan itu misalnya Tradisi Manganan (sedekah bumi) dan yang berwujud makanan contohnya seperti Kopi Kothok ( kopi yang dibuat dengan cara merebus kopi, air dan gula secara bersamaan, kemudian ditunggu hingga kopi meluber keatas), nasi pecel, lonthong tahu, lonthong kikil, entung, dll. Disini Admin akan membahas tentang salah satu kearifan lokal di Cepu yang berupa Seni Tayub. Check it out!

Tari Tayub dan Hubungannya dengan Globalisasi




Disusun Oleh :
Anggraini P.
XII IPS 4 / 03
Tahun Ajaran 2015/2016

Globalisasi
       Globalisasi berasal dari bahasa inggris yaitu Globalization. Kata "Global" berarti mendunia sedangkan "Lization" berarti proses. Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia dimana individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah. Contoh:

       Penyebab Globalisasi :
Majunya ilmu pengetahuan pada teknologi transportasi  
Perkembangan teknologi informasi dan
Kerja sama ekonomi Internasional
Dampak Positif
Dampak Negatif
Komunikasi yang semakin cepat dan mudah
Informasi tak terkendali
Meningkatnya turisme dan pariwisata
Timbulnya sikap kebarat-baratan, sehingga budaya bangsa terkikis
Mudahnya mendapat informasi dan ilmu pengetahuan
Munculnya sikap individualisme
Meningkatnya ekonomi menjadi lebih produktif, efektif dan efisien
Perusahaan dalam negeri mementingkan perusahaan luar
Tingkat pembangun yang semakin tinggi
Berkurangnya tenaga kerja pertanian akibat dari sektor industri yang menyerap seluruh petani

Kearifan Lokal
Kearifan Lokal dapat diterjemahkan sebagai Local Wisdom (definisi kamus) dan atau Local Genius (istilah antropologi yang dipopulerkan oleh Quaritch Wales.Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.

Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri.
Dari definisi kearifan lokal tersebut, paling tidak menyiratkan beberapa konsep, yaitu:
·         Kearifan lokal adalah sebuah pengalaman panjang, yang diendapkan sebagai petunjuk perilaku seseorang; 
·         Kearifan lokal tidak lepas dari lingkungan pemiliknya;
·         Kearifan lokal itu bersifat dinamis, lentur, terbuka, dan senantiasa menyesuaikan dengan zamannya.
          Kearifan budaya atau masyarakat merupakan kumpulan pengetahuan dan cara berpikir yang berakar dalam kebudayaan suatu etnis, yang merupakan hasil pengamatan dalam kurun waktu yang panjang. Kearifan tersebut banyak berisikan gambaran tentang anggapan masyarakat yang bersangkutan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kualitas lingkungan manusia, serta hubungan-hubungan manusia dan lingkungan alamnya.
Nilai kearifan lokal yang berkembang dan diyakini sebagai perekat sosial yang kerap menjadi acuan dalam menata hubungan dan kerukunan antar masyarakat
Ciri-Cirinya:
1.       Mampu bertahan terhadap budaya luar,
2.       Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,
3.       Memunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli,
4.       Memunyai kemampuan mengendalikan,
5.       Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.

Contoh dan Fungsi Kearifan Lokal
  • Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat  dapat berupa : nilai, norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus.  Contoh kearifan lokal yang ditanamkan orang tua kita sejak kecil misalnya : gotong royong, berjabat tangan, saling menghormati, toleransi, dll. Kearifan lokal yang terdapat di beberapa daerah:
  1. Papua,  terdapat  kepercayaan   te  aro  neweak  lako  (alam  adalah  aku). Dengan demikian maka pemanfaatan sumber daya alam secara hati-hati.
  2. Serawai, Bengkulu, terdapat keyakinan celako kumali. Kelestarian lingkungan  terwujud dan kuatnya keyakinan  ini yaitu tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak.
  3. Dayak  Kenyah,  Kalimantan  Timur,  terdapat  tradisi  tana’  ulen. Pengelolaan  tanah diatur dan dilindungi oleh aturan adat.
  4. Masyarakat Undau Mau, Kalimantan Barat. Perladangan dilakukan dengan penggunaan  teknologi pertanian sederhana dan ramah lingkungan.

Bentuk Kearifan Lokal
Bentuk kearifan lokal dapat dikategorikan ke dalam dua aspek, yaitu kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangiable).
1.               Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible), meliputi :   
·                 Tekstual, Beberapa jenis kearifan lokal seperti sistem nilai, tata cara, ketentuan khusus yang dituangkan ke dalam bentuk catatan tertulis
·                 Bangunan/Arsitektural
·                 Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni), misalnya keris, batik.
                  
2.         Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud (Intangible)
Wujudnya seperti petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun yang dapat berupa nyanyian dan kidung yang mengandung nilai-nilai ajaran tradisional. Misalnya  kearifan lokal yang mengandung etika lingkungan sunda :
a)       Hirup katungkul ku pati, paeh teu nyaho di mangsa (Segala sesuatu ada batasnya, termasuk sumberdaya alam dan lingkungan). 
b)      Kudu inget ka bali geusan ngajadi (Manusia bagian dari alam, harus mencintai alam, tidak tepisahkan dari alam).
Contoh Kearifan Lokal



Komunitas Lokal
        Komunitas Lokal adalah masyarakat yang bermukim atau mencari nafkah di sekitar pabrik, kantor, gudang, tempat pelatihan, tempat peristrahatan, atau di sekitar asset tetap perusahaan lainnya. Peran komunitas lokal sangat penting, karena itu jalinan sebuah proses komunikasi yang terencana sehingga komunitas itu turut memberikan dukungan yang baik kepada organisasi.
        Bentuk kesatuan antara keduanya itu dipengaruhi oleh siapa yang datang lebih dahulu (pabrik atau penduduk) di lokasi tersebut, sifat lokasi terhadap perusahaan, (sumber input bagi perusahaan atau daerah output/pasar bagi perusahaan), isolasi daerah terpencil dan latar belakang historis. Contoh:


Perubahan Sosial
        Perubahan sosial secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.
        Pada dasarnya setiap masyarakat akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbanding­an dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-peru­bahan.
        Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang meng­alami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan.Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas.Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.
Faktor Penyebab Perubahan Sosial
  1. Faktor Internal, adalah faktor yang berasal dari dalam lingkungan masyarakat tersebut.
·         Pertumbuhan penduduk
·         Penemuan baru
·         Invensi (kombiansi baru terhadap suatu pengetahuan yang telah ada)
·         Sistem ideologi (keyakinan mengenai nilai-nilai tertentu)

2.    Faktor Eksternal, adalah faktor yang berasal lingkungan luar masyarakat tersebut.
       Lingkungan fisik (contohnya musibah atau bencana alam)
       Peperangan 
       Pengaruh kebudayaan lain
Positif
Negatif
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Terjadinya Disintegrasi Sosial
Tercipta Lapangan Kerja Baru
Terjadinya Pergolakan Daerah
Tercipta Tenaga Kerja Profesional
Kenakalan Remaja
Nilai dan Norma Baru terbentuk
Terjadi Kerusakan Lingkungan
Efektivitas dan Efisiensi Kerja Meningkat
Eksistensi Adat Istiadat Berkurang
Lembaga Sosial tidak Berfungsi Secara Optimal
Munculnya Paham Duniawi

Contoh:
Mata pencaharian masyarakat jaman dulu sebagian besar adalah petani

Kini mata pencaharian masyarakat di era globalisasi adalah pekerja dibidang industri


Kesenian
       Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan sering digunakan oleh manusia sebagai saranauntukmengungkapkanperasaan yang sedang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Kesenian menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena melalui kesenian dapat diungkapkan segala perasaan dan kesenian juga dapatmemberikanvariasidalamkehidupan setelah diliputi rutinitas yang terkadang membuat jenuh.
       Kesenian juga memiliki fungsi yaitu untukmenambahkenikmatanpadahidup sehari-hari serta menentukannormaperilakuyangteratur, dan meneruskanadatkebiasaandannilai-nilaikebudayaankepadagenerasiselanjutnya (Havilland, 1993:223).
       Kesenian mempunyai arti penting dan berguna untuk keperluan masyarakat pendukung kebudayaan karena tidak ada kebudayaan manusia yang tidak memiliki bentuk kesenian. Dengan demikian kesenian telah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari manusia dan secara terus menerus diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya selama kesenian itu di junjung oleh masyarakat pendukung kebudayaan.

       Dalam masyarakat tradisional, kesenian yang berkembang adalah kesenian tradisional karena nilai-nilai adat istiadat dan budaya yang berkembang dimasyarakat masih kuat. Bagi masyarakat tradisional adat istiadat dijadikan sistem hukum yang mempunyai nilai ketaatan. Sehingga untuk masyarakat tradisional melaksanakan adat sama saja dengan mengikuti nasihat sesepuh terdahulu dan untuk melestarikan budaya yang ada tanpa ada pengetahuan mengapa mereka melaksanakan suatu adat tertentu.
       Sulit untuk memisahkan bentuk-bentuk kesenian dari kehidupan masyarakat tradisional terutama yang menyangkut masalah kepercayaan yang ada pada masyarakat yang bersangkutan. Karena segala tingkah laku masyarakat dalam menyelenggarakan dan melaksanakan kesenian tersebut tidak terlepas dari pengaruh yang mungkin merupakan bagian dari kehidupan keagamaan yang sesuai dengan mitos pada masyarakat tradisional tertentu.
       Dalam masyarakat tradisional, kesenian yang berkembang adalah kesenian tradisional karena nilai-nilai adat istiadat dan budaya yang berkembang dimasyarakat masih kuat. Bagi masyarakat tradisional adat istiadat dijadikan sistem hukum yang mempunyai nilai ketaatan. Sehingga untuk masyarakat tradisional melaksanakan adat sama saja dengan mengikuti nasihat sesepuh terdahulu dan untuk melestarikan budaya yang ada tanpa ada pengetahuan mengapa mereka melaksanakan suatu adat tertentu.
       Sulit untuk memisahkan bentuk-bentuk kesenian dari kehidupan masyarakat tradisional terutama yang menyangkut masalah kepercayaan yang ada pada masyarakat yang bersangkutan. Karena segala tingkah laku masyarakat dalam menyelenggarakan dan melaksanakan kesenian tersebut tidak terlepas dari pengaruh yang mungkin merupakan bagian dari kehidupan keagamaan yang sesuai dengan mitos pada masyarakat tradisional tertentu.

Profil Blora



        Kabupaten Blora adalah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.Ibukotanya adalah Blora, sekitar 127 km sebelah timur Semarang.Berada di bagian timur Jawa Tengah, Kabupaten Blora berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati di utara, 
Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro (Jawa Timur) di sebelah timur, Kabupaten Ngawi (Jawa Timur) di selatan, serta Kabupaten Grobogan di barat.
        Blok Cepu, daerah penghasil minyak bumi paling utama di Pulau Jawa, terdapat di bagian timur Kabupaten Blora.

Profil Cepu


        Cepu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.Kecamatan ini terletak di perbatasan dengan provinsi Jawa Timur, dan dilewati jalan yang menghubungkan Surabaya - Purwodadi - Semarang.
Cepu memiliki seni tradisi tari Tayub.Tari ini seringkali dipentaskan pada saat penduduk tengah memeriahkan hajatan yang dilakukan, seperti pada saat acara sunatan.Kesenian ini berupa tarian yang dilakukan oleh beberapa orang wanita cantik yang diiringi musik gamelan.Dalam tarian itu gamelan yang dimainkan diikuti juga dengan tembangan dari beberapa sinden.Seiring perkembangannya kesenian ini mulai tergusur oleh seni modern seperti campur sari atau pun organ tunggal.


Tari Tayub


        Tayub merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Blora dan sekitarnya.Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh waranggono yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran.
        Pertunjukan tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinasi dalam suatu kelompok tertentu dengan nama khas masing-masing.

Jalannya Pertunjukkan Tari Tayub


        Seni pertunjukan Tayub biasanya di dukung oleh beberapa orang yang meliputi pemain pokok yaitu penari perempuan ( waranggono atau ledhek ) dan beberapa penari pria yang menjadi pengibing. Dalam pelaksanaanya tamu yang mendapat persembahan sampur dari penari ledhek.Kemudian menari berpasangan dengan ledhek ke panggung untuk menari seirama dengan iringan gamelan dan gending yang telah dipesan.Biasanya dalam acara ini selalu disuguhkan minuman keras.Jika ada pengibing yang ingin menari bersama ledhek, maka harus mengganti minuman tersebut dengan uang.Sasarannya adalah bagian tubuh ledhek yang paling merangsang, yaitu payudaranya. Jika uang yang di sodorkan banyak maka tangan pria itu akan leluasa bergerak cukup lama di sela-sela kemben atau penutup dada ledhek. Bagi seorang ledhek itu adalah rejeki, karena uang yang mendarat di wilayah buah dadanya itu akan menjadi haknya. Maka dari itu walaupun dilarang kebiasaan suwelan atau memasukkan uang di sela-sela kemben itu terus saja berlalu.
        Pertunjukkan seni Tayub mudah ditemukan terutama bulan-bulan baik menurut penanggalan masyarakat Jawa.Pada bulan ini sebagian besar masyarakat Jawa khususnya masyarakat pedesaan melangsungkan pesta pernikahan, khitanan, dan sedekah bumi yang dipadu dengan hiburan.Fungsi hiburan dari seni Tayub memang sudah melekat dalam kehidupan pedesaan yang disukai sebagai hiburan.Bentuk pengungkapan rasa nikmat dalam pertunjukan.Para penari laki-laki yang disebut pengibing ini menari karena adanya ledhek, apabila ledhek tidak hadir karena suatu sebab dapat dipastikan pentas berakhir sebelum dimulai.
        Berdasarkan tradisi lisan yang berkembang dimasyarakat seni Tayub sudah ada sejak jaman Belanda hingga saat ini secara turun temurun.Masyarakat pun mempercayai dan menerima tradisi tersebut sebagai salah satu tradisi leluhur yang harus selalu dilaksanakan secara turun temurun, karena mereka meyakini bahwa tradisi tersebut merupakan permintaan dari para danyang yang senantiasa menjaga desa mereka. Apabila ada perubahan tradisi yang sudah dilaksanakan selama puluhan tahun tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai petaka bagi masyarakat karena kemarahan danyang desa.

Fungsi Seni Tayub Dalam Ritual
        Menurut Anthony V.Shay dalam Soedarsono (1999:56) ada enam fungsi tari yang sekarang ini berkembang, yaitu 1) sebagai refleksi dari organisasi sosial, 2) sebagai sarana ekspresi untuk ritual, sekuler dan keagamaan, 3) sebagai aktifitas rekreasi atau hiburan, 4) sebagai refleksi ungkapan estetis, 5) sebagai ungkapan serta pengendoran psikologis, 6) sebagai refleksi dari kegiatan ekonomi.
        Seni pertunjukkan Tayub yang mempunyai fungsi sebagai sarana untuk ritual, yaitu sebagai bagian penting di dalam upacara Nyadran (bersih desa). Disamping itu juga mempunyai fungsi lain yaitu sebagai alat komunikasi dan juga sempat dijadikan sebagai alat propaganda oleh suatu partai politik tertentu untuk pemilihan Legislatif.
        Pada intinya setiap daerah memiliki tradisi kesenian ritualnya masing-masing sehingga masyarakat tetap melestarikannya karena ini juga merupakan peninggalan turun- temurun dari nenek moyang yang merupakan suatu kepercayaan.
        Tayub bisa dikatakan sebagai alat komunikasi maksudnya adalah di dalam tayub gendhing-gendhing yang di nyanyikan oleh ledhek biasanya mengandung arti tersendiri ada juga yang berisi pesan-pesan tertentu, selain itu juga adanya pertunjukkan tersebut maka semua masyarakat bisa berkumpul di tempat pertunjukkan dan bisa dijadikan sebagai ajang untuk berkomunikasi dan sarana untuk bertukar informasi antar warga. Selain itu adanya pertunjukkan tayub bisa dijadikan sarana untuk mengikat solidaritas masyarakat setempat.Dari komunikasi yang tercipta maka lambat laun tanpa mereka sadari bisa membentuk suatu komunitas baru yaitu suatu komunitas penikmat seni pertunjukkan tayub.Hal tersebut sesuai dengan pengertian tayub itu sendiri yang berasal dari kata ditata ben guyub yang mempunyai arti bahwa tariannya diatur sedemikian rupa supaya tercipta suasana rukun diantara penikmatnya.
        Dengan adanya seni Tayub yang berfungsi sebagai seni hiburan. Maka adanya tempat atau wadah bagi masyarakat untuk saling berinteraksi satu sama lain. Masyarakat yang datang tidak hanya dari masyarakat sekitar saja, melainkan dari desa lain juga sehingga adanya interaksi-interaksi sesama warga yang dapat menjadikan rasa kerukunan antar warga. Rasa solidaritas tersebut dapat terbentuk karena ini merupakan acara kebersamaan di masyarakat untuk kententraman Desa mereka.

Seni Tayub dan Hubungannya dengan Globalisasi
        Era globalisasi merupakan saat di mana masyarakat di seluruh dunia menjunjung tinggi teknologi, informasi, komunikasi, dan berbagai macam tontonan yang ada. Seperti film layar lebar, bioskop, orkes,dan tontonan televisi. Namun demikian, di beberapa wilayah pedesaan tertentu seni Tayub masih menjadi salah satu tontonan yang di gemari oleh masyarakat desa.
        Terutama di desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga mereka haus akan hiburan setelah lelah bekerja di sawah seharian. Di desa ini pula biasanya pertunjukkan Tayub menjadi hal wajib dalam upacara sedekah bumi (nyadran).
        Biasanya hari yang di pilih oleh desa ini adalah hari jumat legi (hari pasaran Jawa).Sebelum Tayub di laksanakan masyarakat desa melakukan prosesi tebar bunga di punden sumur gedhe yang diyakini memiliki kekuatan mistis dengan tujuan untuk menghormati leluhur atau sesepuh yang mbahurekso (penjaga) desa ini.
        Secara tidak disadari oleh masyarakat, kebijakan pemerintah yang berpihak kepada budaya global dan mengatasnamakan modernisasi telah mempengaruhi jati diri bangsa.Secara perlahan, kebudayaan daerah sebagai bagian terkecil dari kebudayaan nasional telah tererosi oleh budaya global tersebut.Keadaan ini mengancam eksistensi kesenian dan kebudayaan daerah, yang pembinaannya dalam berkesenian dan apresiasi masyarakat di luar pendukungnya relatif kecil.Hal ini bertentangan dengan promosi-promosi pariwisata yang telah dilakukan untuk menarik wisatawan manca negara sebagai sasaran utama, yang menjadikan budaya daerah sebagai bagian dari budaya nasional sebagai aset utama di bidang tersebut.Untuk itu peran pendukung seni, masyarakat dan juga pemerintah sebagai pelindung perlu ditingkatkan.
        Setiap daerah memiliki potensi yang unik dan dapat dijadikan sajian yang menarik apabila budaya, kesenian lokal tersebut dapat digali dan di maksimalkan. Wujudnya bisa berupa kebudayaan daerah (patung, batik, songket,dan sebagainya) yang memiliki nilai seni atau pun seni pertunjukan ( seni tari-tarian atau pun kesenian khas suatu daerah). Objek seni ini tidak harus karya besar yang berumur ratusan tahun, tetapi kreatifitas yang didasarkan dari keunikan lokal yang dikemas untuk dipertontonkan secara berkesinambungan (setiap saat) atau hanya memanfaatkan peristiwa khusus.

Pelestarian Seni Tayub
Beberapa tahun belakangan ini Pemkab juga gencar menggelar event seni budaya.Bahkan event tersebut digelar setingkat nasional seperti halnya Festival Tayub Nusantara dan Festival Barong Nusantara yang keduanya merupakan kesenian khas Kabupaten Blora.
Itu semua dilakukan agar budaya dan pelaku seniman di Blora juga tetap eksis serta generasi muda bisa terus mengetahui dan melestarikan nilai-nilai luhur apa yang ada dalam budaya Jawa, khususnya Kabupaten Blora.

Dampak Globalisasi Terhadap Budaya Lokal dan Perilaku Masyarakat
        Era globalisasi yang diboncengi neolibralisme dan modernisasi menuju diiringi revolusi IPTEK. Dimana manusia akan terus akan mengalami revolusi tour ti (technologi, telekomunication, transportation, tourism) yang memiliki globalizing force yang dominan sehingga batas antar daerah dan antar negara semakin kabul, yang mengakibatkan dunia tanpa batas yang menganut aliran kebebasan, kebebasan nerkreatifitas, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berkreatifitas, kebebasan berpendapat, dan kebebasan berekpresi. Hal ini sangatlah berbahaya bila kita tidak memfilter serta membedakan mana budaya asing yang dapat diserap dan mana yang tidak.Jika kita melihat kondisi riil masyarakat Indonesia sekarang ini, ternyata daya serap masyarakat terhadap budaya global lebih cepat dibanding daya serapnya terhadap budaya lokal. Bukti nyata dari pengaruh globalisasi itu, antara lain dapat disaksikan dari gaya berpakaian, dan gaya berbahasa masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang sudah berubah yang kesemuanya itu diperoleh karena kemajuan tehnologi informatika dan komunikasi khususnya pada media massa. Globalisasi media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, koran, buku, film, VCD, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.

Ini versi pptnya :


Daftar Pustaka

                Sekian informasi yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan artikel ini. Terimakasih untuk blog-blog yang tertera di daftar pustaka artikel ini, tanpa kalian semua, saya tidak dapat memenuhi nilai untuk mata pelajaran sosiologi. Untuk para pembaca, yang dengan sabar membaca satu persatu kalimat dan meluangkan waktu untuk membaca artikel ini tidak lupa Admin ucapkan terima kasih. Semoga bermanfaat J

3 komentar:

Pipit mengatakan...

Super pinkyyy ya blognya Anggi .. 💛💚😁

Pipit mengatakan...

Super pinkyyy ya blognya Anggi .. 💛💚😁

Unknown mengatakan...

iya bu biar keliatan imut :)

Posting Komentar